Sunday, 6 September 2015
Tidak Merasa Berisiko, Wanita Cenderung Abai Pada Penyakit Jantung.
Sebuah studi yang dilakukan Paris Cardiovascular Research Centre mengemukakan bahwa banyak wanita yang tidak menyadari jika ia juga berisiko terserang penyakit jantung, seperti laki-laki.
Hal ini didasarakan pada hasil pengamatan yang dilakukan terhadap 11,420 orang dari paris dan kota-kota sekitarnya, padahal dari data itu, peneliti mengungkapkan bahwa tingkat survival atau keberlangsungan hidup pasien selepas gagal jantung sebelum dibawa ke rumah sakit terlihat lebih rendah pada pasien wanita.
Tercatat pasien wanita hanya punya peluang hidup sebesar 18 persen, sedangkan pasien pria masih berpeluang sebanyak 28 persen.
Peneliti pun menduga rendahnya peluang hidup wanita pasca terkena serangan jantung sebenarnya kembali pada pemahaman wanita terhadap risiko jantung itu sendiri.
'' Seorang wanita lebih cenderung memperhatikan kesehatan payudaranya ketimbang memeriksa kadar kolestrol ataupun menghitung tekanan darahnya, karena ia tak pernah berpikir dirinya punya risiko itu'' kata ketua tim peneliti, Prof Carlo Di Mario.
Bila dibandingkan dengan pria, pemahaman akan gejala sakit jantung sendiri juga berbeda, tiap kali dadanya terasa nyeri, pria selalu tahu bahwa ada yang salah dengan jantungnya, sedangkan wanita tidak berpikir demikian.
Di sisi lain Prof Di Mario menemukan, Tingginya risiko kematian pada pasien wanita pasca serangan jantung lebih banyak dikarenakan mereka biasanya sudah memasuki masa menopause dan juga mengidap diabetes, dengan kata lain wanita lebih berisiko meninggal setelah serangan jantung akibat kompilasi, baik jantung dan juga diabetes.
Ditambahkan Dr Daniel Yeo, spesialis jantung dari Gleneagles Hoaspital Singapura, risiko penyakit jantung pada wanita umum baru muncul menginjak usia 50-60 tahunan, pasalnya pada saat itu wanita mengalami menopause yang berarti kadar hormon-hormon kewanitaan juga terus menurun.
''Hormon-hormon pada wanita seperti estrogen dan progesteron memang bisa melindungi wanita dari penyakit jantung sehingga perlindungan terhadap risiko sakit jantung umumnya 10 tahun lebih lama,'' kata Dr yeo.
Namun ia mengingatkan bahwa hormon saja tidak cukup melindungi wanita dari risiko penyakit jantung, sehingga pola hidup sehat, olahraga dan manajemen stress yang baik tetap harus dilakukan, jika tidak, bisa dikatakan baik pria maupun wanita sama-sama berisiko sakit jantung, apalagi bila mereka kurang memperhatikan gaya hidup sehat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


No comments:
Post a Comment