Friday, 4 September 2015
Resiko Investasi, Dihindari Atau Dihadapi ?
Dalam investasi reksa dana, pasti ada yang namanya resiko, resiko dapat menyebabkan nilai pokok investor berkurang, pertanyaannya, bagaimana sebaiknya investor bereaksi terhadap resiko ? apakah sebaiknya dihindari atau dihadapi ?
KITA mulai dari menghindari resiko apakah memungkinkan bagi investor untuk kenghindari resiko ? jawabannya bisa.
Cara untuk menghindari resiko secara sempurna adalah dengan tidak berinvestasi. namun dengan tidak berinvestasi, berarti juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kenaikan jangka panjang yang berpotensi dihasilkan oleh reksa dana.
Cara lain untuk menghindari resiko adalah dengan melakukan market timing. dalam bahasa sederhana market timing adalah melakukan investasi ketika harga sudah mencapai titik terendah dan menjualnya ketika harga sudah mencapai titik tertinggi.
Permasalahannya, market timing mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan, anda bisa melakukan analisa dengan sangat mendalam mulai dari analisa fundamental, teknikal, ekonomi nasional, ekonomi global hingga perkembangan politik namun tetap tidak bisa mengetahui kapan waktu jual beli yang tepat secara konsisten.
Adakah cara lain untuk menghadapi resiko ? cara pertama adalah memiliki cadangan kas yang cukup atau dalam perencanaan keuangan disebut dengan dana darurat , besaran dana darurat ini sangat relatif, bisa berkisar antara 3 bulan - 12 bulan pengeluaran tergantung kondisi masing-masing investor, semakin tua usia, semakin banyak tanggungan keluarga maka sebaiknya dana darurat juga semakin besar.
Cara kedua, menyusun portofolio yang terdiversifikasi. atau dalam bahasa sederhana, jangan hanya berinvestasi pada satu reksa dana saja tapi berinvestasilah pada beberapa jenis reksa dana sesuai profil resiko.
Apabila profil resikonya konservatif, investor bisa berinvestasi sebagian besar dananya pada jenis reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, baru bagian lainnya bisa dibagi pada reksa dana campuran dan saham dengan porsi yang lebih kecil.
Apabila profil resikonya moderat, maka porsi paling besar diletakkan dalam reksa campuran dan jika profil resiko agresif maka bagian terbesar diletakkan dalam reksa dana saham, periode evaluasi bisa 6 bulanan atau 1 tahunan.
Cara ketiga adalah dengan memiliki rencana investasi yang sistematis, hal ini berlaku khususnya untuk investor besar yang berinvestasi secara lumpsum dan jangka pendek.
Yang dimaksud dengan rencana investasi yang sistematis adalah rencana secara jelas pada harga berapa kegiatan profil taking dan cutloss akan dilakukan, ketika harga tersebut tercapai, maka harus segera dieksekusi.
Car ketiga ini memang tidak sesuai dengan prinsip investasi reksa dana yang mempercayakan pengelolaan ke manajer investasi yang jangka panjang tapi suka tidak suka, banyak sekali investor terutama dari kalangan high net worth individual yang mungkin lebih cocok dengan cara ini, hal ini dimungkinkan karena biasanya mereka memiliki akses informasi yang lebih baik meskipun dalam jangka panjang belum tentu hasilnya lebih baik dibandingkan buy and hold ( Rudianto/Kompas.com )
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


No comments:
Post a Comment